Senin, 26 Oktober 2009

Mengucap Syukur ketika Bangkrut…

Filipi 4 : 4 – 7
4:4 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan:
Bersukacitalah!
4:5 Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah
dekat!
4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa
dan permohonan dengan ucapan syukur.
4:7 Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan
memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus..
Seorang pendeta diminta untuk memimpin ibadah di rumah seorang pengusaha. Begitu pendetanya tiba, jemaat sudah banyak yang datang dan memenuhi tenda yang dipasang di depan rumah. Meja makan yang memang terlihat dari ruangan ibadah penuh makanan. Pendeta dan juga jemaat disambut dengan senyum yang ramah dari tuan rumah, istri dan anak-anaknya. Pendeta yang sudah cukup lama melayani ini sudah tahu ayat mana yang akan digunakan karena biasanya kalau pengucapan syukur dibuat besar-besaran seperti itu berarti usaha berhasil, pertambahan usia atau sembuh dari sakit parah. Seperti biasa, pendeta akan mendapat pokok doa untuk dibawakan dalam doa syafaat. Di pokok doa itu hanya ada sebaris kalimat: bersyukur untuk pemeliharaan Tuhan dalam usaha yang sedang bangkrut. Akhirnya pendeta kembali membuka alkitab untuk mencari ayat yang tepat untuk ibadah pengucapan syukur atas pemeliharaan Tuhan ketika usaha bangkrut.
Mungkin kisah seperti ini hampir tidak mungkin menjadi kenyataan. Biasanya lebih mudah untuk menghibur orang lain ketika kita sedang tidak ada masalah dan lebih mudah untuk membuat orang lain tertawa ketika hati kita sedang senang. Sebaliknya jika sedang sedih atau banyak masalah kita akan sangat menginginkan untuk dihibur dan dikuatkan bahkan cenderung menutup diri.
Jemaat Filipi cukup beruntung karena mereka diperkaya dengan kisah Paulus yang saat dalam penjara ia justru menulis surat dan meminta jemaat itu untuk bersukacita di dalam Tuhan. Permintaan ini seperti ini tentunya membuat jemaat heran karena yang bisa mereka bayangkan adalah Paulus meminta mereka mendoakan dia, Paulus meminta mereka untuk mendukung dia dalam pencobaannya. Tetapi yang mereka terima justru ajakan untuk bersukacita dalam Tuhan dari seorang yang sedang berada dalam penjara dengan akhir hidup yang tidak pasti.
Sebenarnya tidak berlebihan kalau Paulus meminta jemaat untuk melakukan kebaikan dengan mengusahakan dia keluar dari penjara, tetapi yang Paulus minta justru agar jemaat di kota Filipi terus berbuat baik kepada orang lain sehingga semua orang mengetahui kebaikan hati mereka.
Sebenarnya tidak berlebihan juga kalau menyampaikan kekuatirannya untuk diketahui jemaat tetapi justru ia meminta jemaat untuk tidak kuatir mengenai apapun juga melainkan menyampaikan segala hal pada Allah dengan ucapan syukur.
Sebenarnya tidak berlebihan kalau Paulus mengatakan bahwa dia tertekan, bimbang, tidak tenang dengan situasi dalam penjara. Tetapi Paulus justru menyatakan ketika seorang telah menyatu dengan Yesus maka hati dan pikirannya dipelihara dengan damai sejahtera yang tidak dapat dipikir oleh akal.
Bagi Paulus, seorang yang telah menyatu dengan Yesus tidak dapat dibuat kuatir dengan segala persoalan yang dihadapi di dunia ini. Kenapa karena ketika Yesus hidup di dalam diri seseorang maka ia tidak menjadi seperti seseorang kebingungan ketika melihat potongan puzzle di tangannya dan mencoba menebak gambarnya. Melainkan akan menjadi seorang yang yakin bahwa potongan puzzle di tangannya itu pasti bagian dari sebuah gambar yang indah.
Jika setiap orang yakin bahwa rancangan Tuhan dalam hidupnya pasti baik dan indah maka tentunya kita akan mampu menjalani setiap bagian hidup ini dengan tenang. Di tengah tantangan yang saat ini dihadapi, setiap orang yang percaya bahwa rancangan Tuhan adalah rancangan damai sejahtera, tidak akan dilemahkan oleh keadaan. Ketika phk besar-besaran terjadi di mana-mana, ketika lapangan kerja makin sulit dicari dan ketika biaya hidup makin mahal belum lagi biaya pendidikan anak-anak semua keadaan itu tidak akan melemahkan dan membuat orang percaya putus asa. Ketika semua pintu tertutup bagi kita dan kita percaya Tuhan menyediakan satu pintu tak terduga bagi kita maka pintu itu akan kita temukan.
Kita juga ditantang untuk menjadi wadah yang dapat mendukung jemaat dalam mengambil sikap menghadapi keadaan dunia yang semakin banyak kesulitan dan tuntutannya. Kita melangkah bersama Tuhan dan diutus untuk menghadirkan sukacita dalam dunia yang berduka, berbuat baik di tengah dunia yang jahat, menghadirkan keyakinan di tengah dunia yang dipenuhi kekuatiran, menghadirkan damai sejahtera di tengah dunia yang dilanda krisis dan kesulitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar