Rabu, 30 Juni 2010

HARAPAN YANG INDAH UNTUK KEHIDUPAN ANDA HARI INI!

Ada begitu banyak hal yang terjadi di dunia ini, di tingkat internasional, nasional, dan bahkan kehidupan pribadi. Pada dasarnya kejadian ini berada di luar kontrol manusia, dan kendali Anda. Pada tingkat politik tampak wakil-wakil rakyat kita telah lari dari tugasnya membela hak rakyat. Di tingkat Internasional, terjadi terorisme, dan konflik militer yang terus berlanjut. Dalam kehidupan pribadi Anda ada begitu banyak hal yang tidak dapat Anda kontrol. Perkawinan, anak-anak, penyakit, keuangan, keberuntungan, waktu, dll

Untuk semua tantangan jawabannya adalah sama. Itu sebabnya kita membutuhkan Juruselamat. Kemampuan kita tidak cukup mampu untuk menangani masalah kita sendiri. Kita tidak bisa menjadi tuhan untuk kita sendiri. Ini adalah kebohongan humanisme, dan budaya kita. Di atas semua itu kita membutuhkan Allah untuk membantu kita setiap hari. Hal yang indah adalah bahwa Dia adalah Bapa Surgawi kita yang mengasihi kita, dan kita memiliki hak istimewa untuk berhubungan dengan Dia dalam doa. Dia ingin membantu kita, dan itulah sebabnya Dia telah memberi kita pengharapan, yang adalah Roh Kudus.

Mengembangkan hubungan pribadi yang nyata dengan Yesus Kristus. Dia akan membantu Anda dalam setiap masalah yang Anda miliki. Hanya memintaNya. Memanggil nama-Nya. Ketika kita menjadi letih, kita dapat mengambil sayap seperti elang. Dia akan membantu kita dalam segala masalah kita. Ia akan mengurapi kita dengan Roh Kudus-Nya. Hidup Anda hari ini jauh lebih baik jika Anda berpengharapan padaNya. Dia akan mengirimkan kuasa-Nya, dan Anda akan mengambil sayap seperti elang. Jika kita telah berdosa dan kita meminta pengampunan, Dia akan mengampuni. Ada harapan untuk Anda. Dia memiliki rencana untuk Anda.Lihatlah kepada-Nya! Lihatlah kepada-Nya hari ini. Jika Anda meminta, Dia akan membantu dan memberi mulai sekarang. Apa kau tidak bisa merasakan kehadiran-Nya dalam diri anda sekarang? Serahkan kekuatiran anda, dan kegelisahan kepada-Nya. Dia akan membela Anda dan menjaga Anda. Tuhan itu baik. Allah sangat baik. Allah sangat baik untuk Anda! semuanya itu kita terima bukan karena perbuatan kita melainkan hanya karena kasih karunia dan anugerahNya. Itulah harapan yang indah buat kita pada hari ini.

Senin, 28 Juni 2010

35 Tahun HKBP Adiankoting: Timothy English Course Diresmikan

Bersorak-sorailah, hai orang-orang benar, dalam TUHAN! Sebab memuji-muji itu layak bagi orang-orang jujur (Mazmur 33:1). Demikianlah ungkapan yang dilantunkan oleh seluruh jemaat HKBP Resort Adiankoting pada acara Ulang Tahun ke-35 HKBP Resort Adiankoting pada Minggu IV setelah Trinitatis (27/06/2010). Sebelum acara dimulai, diadakan pengguntingan pita oleh Ibu Camat Adiankoting dan penarikan kain selubung peresmian Timothy English Course oleh Pendeta HKBP Resort Adiankoting, Pdt. Juanda Simanjuntak, STh. Kursus Bahasa Inggris untuk anak-anak ini sudah berjalan selama 2 tahun yang diprakarsai oleh Pdt. Juanda Simanjuntak, STh dan memiliki siswa sebanayak 68 orang. Dalam ibadah, jemaat dengan penuh sukacita datang beribadah memenuhi bangku-bangku gereja dan dengan hikmad mengikuti seluruh rangkaian acara. Usai acara Ibadah diadakan Acara lelang, kata-kata sambutan dan mangulosi.

HKBP Resort Adiankoting pada awalnya merupakan pagaran dari HKBP Resort Parsikkaman dan diresmikan menjadi Resort pada 27 Juni 1975 yang dipimpin oleh Pdt. Adian Lumbantobing, STh sebagai Pendeta Resort dengan pagarannya: HKBP Adiankoting Julu, HKBP Adiankoting Kota, HKBP Aek Matio Jae, HKBP Sukadame Sidari. Sampai saat ini HKBP Resort Adiankoting pernah dilayani 8 Pendeta, 16 Uluan/Guru Huria, 70 Sintua. Dalam perkembangannya berdasarkan statistik, HKBP Resort Adiankoting memiliki 350 KK.

Jumat, 25 Juni 2010

Tetap Tegar di Masa Sukar

Hidup ini sulit. Inilah realita yang kita alami sehari-hari. Setiap hari kita harus berjuang dengan lalu lintas yang makin macet, pekerjaan yang makin keras persaingannya, beban kebutuhan hidup keluarga yang makin membengkak. Gereja? Wah kadangkala justru pelayanan di gereja melahirkan banyak masalah dan konflik yang seperti duri tajam menusuk dan menyakitkan. Di luar kesulitan-kesulitan itu kita masih harus terbayang-bayangi dengan resiko terjadinya bencana alam, tertular penyakit-penyakit yang makin ganas, dan juga bahaya kejahatan yang makin variatif metodenya. Ibarat sebuah botol air, maka daya tampung dan daya tahan manusia dalam menghadapi kesulitan itu ada batasnya. Stress dan gangguan kejiwaan menjadi sahabat yang makin akrab dengan kehidupan manusia masa kini.

Kadangka juga ada orang-orang yang menyangkali realita sulitnya hidup ini. Kata-kata mereka senantiasa indah dan berbunga-bunga. Kadang-kadang juga dibungkus dengan kata-kata rohani, seolah-olah mengesankan iman yang kuat. "Tidak ada masalah di sini, yang ada hanya kesempatan. Tidak ada yang mustahil bagi anak-anak Tuhan," mungkin begitu kata mereka. Tentu, menyemangati orang lain untuk menjadi tangguh adalah pekerjaan yang mulia. Tetapi, tentu saja tidak boleh menyemangati orang dengan menutupi realita yang sebenarnya. Ibarat orang sakit kanker di kepalanya, kita tidak boleh menyemangatinya dengan berkata," Tenang, hanya sakit kepala biasa. Pasti akan sembuh." Masalahnya sekarang adalah bagaimana supaya kita tetap tegar di masa sukar? Saya ingin memaparkan tiga langkah untuk menjadi tegar di masa yang sukar.

Langkah pertama untuk menjadi tegar di masa sukar adalah mengakui bahwa saat ini kita berada di masa sukar. Tidak menyangkali, tidak menutup-nutupi kenyataan betapa sukarnya hidup ini. Rasul Petrus dalam suratnya yang pertama justru berbicara dengan lugas tentang penderitaan-penderitaan yang akan terjadi di dalam kehidupan umat Tuhan. Kepada umat Tuhan yang terpaksa tersebar karena penganiayaan, Rasul Petrus menyadari betapa keras dan sulitnya hidup mereka. Umat Tuhan saat itu mengalami kesulitan untuk menggapai hidup yang sejahtera, karena mereka ada pendatang yang terpaksa berkelana dengan bekal yang terbatas. Bukan hanya itu saja, mereka juga harus menanggung beban penderitaan tambahan karena identitas mereka sebagai umat Tuhan. Terhadap kenyataan seperti ini, Rasul Petrus tidak menyalahkan mereka. Ia tidak mendakwa umat yang mengalami kesulitan itu sebagai orang yang telah berbuat dosa besar, atau kekurangan iman. Rasul Petrus bahkan mengatakan," … sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia … " ( 1Petrus 3:14). Terimalah kenyataan bahwa kehidupan ini makin lama, makin terasa sukar dengan meningkatnya kebutuhan hidup. Jangan membanding-bandingkan dengan masa lalu yang lebih baik, apabila pembandingan tersebut hanya akan menambah beban hidup kita di masa kini.

Langkah kedua untuk menjadi tegar di masa sukar adalah mengevaluasi dan memperbaiki bagaimana cara kita menjalani hidup ini. Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan hidup ini menjadi sulit. Faktor pertama adalah penderitaan kosmis yang dialami oleh semua manusia di dunia karena kejatuhan manusia pertama di dalam dosa. Kitab kejadian mengisahkan akibat kejatuhan Adam dan Hawa maka tanah pun menjadi terkutuk, dan menghasilkan semak dan rumput duri (Kej 3:18). Dalam perkembangan sejarah selanjutnya justru manusia memperparah lingkungannya melalui penggundulan hutan dan pencemaran lingkungan. Semua hal ini menciptakan penderitaan kosmis yang menimpa semua manusia di dunia, termasuk orang percaya. Misalnya, banjir tentu akan menggenangi rumah-rumah tanpa pernah bisa membedakan maka rumah umat Tuhan dan bukan. Gereja pun bisa kebanjiran. Ini adalah ciri penderitaan kosmis : menimpa siapa saja dan kapan saja. Oleh karena itu, kesulitan hidup akibat penderitaan kosmis tidak dapat terhindakan secara total, dan hanya dapat diterima dengan hati yang tabah.

Faktor yang kedua yang menyebabkan hidup menjadi sulit adalah penderitaan akibat perilaku orang lain. Rasul Petrus menuliskan," … Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga …" (1Pet 3:13-14). Tersirat di sini adanya kemungkinan kita sudah menjalani hidup ini dengan baik, tetapi ada orang-orang tertentu yang berbuat jahat terhadap diri kita. Misalnya, ada orang yang menipu usaha kita sehingga menimbulkan kesulitan. Begitu juga penderitaan yang harus kita tanggung karena kita adalah umat Tuhan. Terhadap umat yang harus menanggung penderitaan karena nama Tuhan, rasul Petrus memberi nasehat,"… jika ia menderita sebagai orang Kristen, maka janganlah ia malu, melainkan hendaklah ia memuliakan Allah …" (1Petrus 4:16). Penderitaan akibat perilaku orang lain kadangkala dapat kita hindarkan dengan pola hidup yang hati-hati dan cermat. Sikap hati-hati dan cermat akan meloloskan kita dari penipuan orang atau menjadi korban kejahatan. Tetapi, kadangkala kita juga tidak dapat menghindarkan diri dari penderitaan akibat perilaku orang lain. Misalnya, kecerobohan orang lain menyebabkan kita terluka karena kecelakaan lalu lintas, atau juga kecelakaan di tempat kerja.

Faktor ketiga yang menyebabkan hidup ini menjadi sulit adalah penderitaan akibat kesalahan kita sendiri. Setiap kesalahan tentu mempunyai konsekuensinya. Tidak jarang konsekuensi dari kesalahan kita sendiri menjatuhkan diri kita pada jurang penderitaan hidup. Rasul Petrus pernah menulis," Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat atau pengacau." (1Petrus 4:15). Kesulitan hidup ini sudah terlampau banyak dan jangan ditambahi dengan kesulitan yang tidak perlu: kesulitan yang lahir akibat kesalahan diri kita sendiri.

Apakah Anda saat ini sedang mengalami masa sulit? Coba Anda mengambil waktu sejenak untuk mengevaluasi hidup Anda. Apakah masa sulit ini akibat penderitaan kosmis? Akibat perilaku orang lain? Atau sebenarnya akibat kesalahan Anda sendiri? Kalau ternyata kesulitan ini adalah akibat kesalahan orang lain, maka perbaikilah pola hidup Anda. Terimalah tanggung jawab atas kesalahan Anda, dan mulailah menjalani hidup dengan lebih bertanggung jawab. Anda akan menjadi lebih tegar di masa sukar.

Langkah ketiga untuk tetap tegar di masa sukar adalah mengembangkan hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah. Rasul Petrus menegaskan hal ini dalam 1Petrus 5:10 "Dan Allah, sumber segala kasih karunia yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal, akan memperlengkapi, meneguhkan, menguatkan dan mengokohkan kamu …" Ternyata Allah tidak berpangku tangan ketika kita harus melewati masa-masa yang sulit dalam kehidupan ini. Allah terus bekerja di dalam diri kita. Rasul Petrus menegaskan hal ini dengan menggunakan empat kata : memperlengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan. Ini berarti Allah memandang serius kesulitan hidup yang kita jalani. Allah ingin akan kita menjadi tegar di masa sukar. Tetapi, bagaimana kita dapat merasakan pekerjaan Tuhan yang memberikan topangan dan kekuatan itu? Tentu hanya melalui hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah. Kita dapat memiliki hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah melalui doa, pujian, pembacaan dan melakukan firman Tuhan. Bukan sekedar rutinitas, tetapi muncul dari hati yang mencintai Allah. Semakin kita membina hubungan yang akrab dan hangat dengan Allah, maka semakin tegar pulalah kita di masa yang sukar ini.

Selasa, 22 Juni 2010

Pengkhotbah 3:16-22

Minggu IV Setelah Trinitatis
Minggu, 27 Juni 2010

“TIDAK ADA KELEBIHAN”

Pendahuluan

Jika Anda ingin disukai orang lain, janganlah membohongi diri sendiri dan berhati-hatilah saat menceritakan kebenaran tentang orang lain”. Seorang pengkhotbah suatu kali sengaja menguji jemaatnya memberitahu bahwa minggu depan ia berkhotbah tentang dosa kebohongan. Ia berpesan, “Untuk membantu Anda memahaminya saya ingin Anda semua membaca Markus pasal 17.” Pada minggu berikutnya, ketika bersiap menyampaikan khotbahnya, ia berkata, ”Saya ingin tahu berapa banyak di antara Anda telah membaca Markus pasal 17.” Semua orang mengacungkan jarinya. Pengkhotbah itu tersenyum dan berkata, ”Markus hanya memiliki 16 pasal. Sekarang saya akan memulai khotbah saya tentang kebohongan.

Itu adalah sedikit gambaran manusia yang penuh dengan kebohongan, tepatlah sebuah perkataan yang mengatakan, “Kupaslah atau garuklah kulit seorang Kristen, maka yang anda peroleh di bawah kulit yang tipis itu adalah seorang kafir”. Maksudnya adalah kekristenan itu sesungguhnya hanya setipis kulit. Bentur dia, gores dia, lukai dia, maka kulit itu akan rusak dan hancur. Kekristenan kita hanya setipis kulit yang melekat di dalam tubuh kita ini. Hanya sekedar pembungkus, pelapis semua kebusukan yang ada di dalamnya. Dari luar kelihatan bersih, mulus, tetapi di dalam begitu busuknya dan buruknya sifat dan perilakunya. Bentur dia, gores dia, lukai dia, maka kulitnya akan hancur dan kelihatanlah aslinya. Tidak ada bedanya denga orang lain yang tidak mengenal Kristus. Gelap tidak bisa diusir dengan gelap. Hanya oleh terang. Kebencianpun hanya dapat diusir dengan kasih, bukan dengan kebencian. Kebencian itu menyiksa dan menghancurkan. Menyiksa diri sendiri dan menghancurkan orang lain.


Penjelasan Teks

Buku Pengkhotbah ini berisi pemikiran yang merenungkan secara dalam betapa singkatnya hidup manusia itu yang penuh pertentangan, ketidakadilan, dan hal-hal yang sulit dimengerti. Maka disimpulkannya hidup ini sia-sia, seolah-olah tidak mengerti dengan maksud dan tindakan Allah dalam menentukan nasib manusia. Tetapi meskipun demikian dinasehatinya orang-orang untuk bekerja dengan giat dan untuk sebanyak mungkin dan selama mungkin menikmati pemberian-pemberian Allah. Kebanyakan pemikiran itu bernada sumbang bahkan putus asa.

Tetapi kenyataannya pemikiran ini menghasilkan keluasan berpikir untuk memepertimbangkan keragu-raguan dan keputusasaan dan bahkan bisa terhibur karena kita bisa melihat benar-benar sifat kita mengena dengan pemikiran tersebut dan pemikiran tersebut sebenarnya juga memberikan harapan tentang Allah harapan yang memberi arti kehidupan yang sebenarnya. Di ayat 16, ia menunjuk kepada suatu kenyataan pengalaman yang dilihatnya. Ditempat dimana dilakukan peradilan tiada terjadi sesuatu selain penyimpangan dari hukum. Di tempat di mana patut dijalankan keadilan, tapi hanya haus kekuasaan. Justru yang sebaliknya terjadi,.raja yang memegang kekuasaan yudikatif tertinggi menetapkan ketidakberesan. Sebagai kesimpulan penyelidikannya. Tiada hal yang baru di bawah matahari.
Pada ayat 17, ia memberikan pemikiran tentang Allah yang tidak segera mengadili setiap pelaku ketidak adilan. Tetapi sekalipun peradilan Allah tidak dalam segala hal segera tampak bagi kita, tiap perbuatan manusia harus mengalami penilaian Allah dan hal itu terjadi pada waktunya sendiri. Ada terkandung hiburan bagi mereka yang mengalami ketidakadilan namun bukanlah itu yang terpenting. Yang diutamakan adalah bahwa dalam segala usaha manusia tiada nilai tetap. Bahwa Allah pada waktunya akan mengadili tiap perbuatan manusia. Pada ayat 18 Pengkhotbah kembali menekankan walaupun hukum tiada segera tampak di dunia ini, dalam hal ini Allah ingin mengetahui bagaiman sikap manusia di tengah-tengah ketidakadilan. Apakah apabila ketidakadilan tidak segera dihukum manusia tetap bersedia menjalankan hukum, karena hukum harus tetap dijalankan.

Pada ayat 19 Pengkhotbah begitu keras mengatakan manusia itu sama dengan hewan, sama-sama mengalami nasib yang sama, keduanya menjadi mangsa kematian, mereka mempunyai satu nafas yang sama atau roh hidup. Semua manusia dan semua hewanti dak mempunyai hidup yang tetap. Mereka akan menuju ke suatu tempat yakni debu yang daripadanya mereka diciptakan oleh khalik bumi dan langit (ayat 20). Oleh karena itu, tiada sesuatu yang lebih baik bagi manusia daripada bergembira dalam pekerjaannya, karena hal itu adalah bagiannya. Tidak ada nilai tetap yang memberi kesenangan dalam jerih payah manusia. Allah akan sungguh mengadili pada waktunya tetapi hukum itu mungkin akan timbul jauh sesudah hidupnya.


Refleksi

Dalam perikop ini, Pengkhotbah menegaskan bagaimana kita semua harus percaya Tuhan. Allah telah mendunia, memanusia, merangkum seluruh dunia dalam pelukannya, melintasi batas dunia, menembus batas-batas budaya, seluruh umat manusia diterima Allah siapa saja, di mana saja, Dia melampaui batas-batas aliran dan denominasi, menghancukan ekslusivisme, Dia adalah hadiah bagi semua orang ketika Dia ingat dan prihatin akan dunia. Dia mempetaruhkan segala sesuatu termasuk diri-Nya untuk menawarkan dan mewujudkan kesukaan bagi dunia. Dia menyatakan solidaritasnya yang penuh terhadap penderitaan manusia. Dia mengosongkan diri-Nya sendiri dan mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia. Dia tidak menyembunyikan fakta walaupaun manusia menolaknya, Dia menerima manusia dan melepaskan manusia dari topeng-topeng kepalsuan, yang hanya terpikat pada sesuatu yang besar, tinggi dan banyak. Pada hal jutru disitulah manusia banyak tertipu. Dia mengajak kita untuk mencintai yang kecil, lemah, dan sederhana. Mengajak kita untuk menukik sampai ke inti.
Dia telah menghadirkan kita di dunia ini dalam sebuah persekutuan yang aman, tenteram,dan penuh kedamaian, suatu tempat untuk bernaung yang nyaman dan menyenagkan, Ibarat sebuah pohon beringin yang rindang dan kokoh yang melindungi kita dari sengatan matahari siang yang membakar di tengah kegelisahan dan kelelahan hidup. Dia hidup dalam persekutuan yang senantiasa bergerak yang senantiasa mencari. Dia melihat semuanya ciptaan-Nya berkembang dan bertumbuh.

Kenapa manusia harus diadili dan mati? Karena manusia hanya merasa hadir untuk dirinya sendiri, menjadi ekslusif, berpikir tentang ketenteraman sendiri. Manusia diciptakan Tuhan bukan untuk berhura-hura, melarikan diri dari kesulitan dunia. Bukan untuk mencari kuasa, mencari laba, kenikmatan. Manusia ada di dalam dunia tidak di awan-awan atau surga. Di dunia menjadi berkat bagi semua orang. Kebebasannya terletak pada ketaatan, kemuliaannya terletak pada kerendahan hati yang kemenangannya terletak pada kekalahan. Hidup yang tidak menghitung untung dan rugi, tetapi hidup yang hanya ingin memberi dan memberi. Untuk meyatakan kehendak Allah dan ketaatan. Untuk menyatakan penghakiman Allah dan pertobatan manusia.

Senin, 14 Juni 2010

MAZMUR 104 :14

"ENGKAU yang menumbuhkan rumput bagi hewan dan tumbuh-tumbuhan untuk diusahakan manusia, yang mengeluarkan makanan dari dalam tanah

Ishak dan orang Filistin sama-sama menabur benih. Teknologi pertanian yang dikuasai Ishak mungkin biasa-biasa saja. Ishak mengusahakan tanah yang sama dengan orang Filistin, bahkan mungkin tanahnya tanah sewaan saja mengingat dia pengungsi. Rahasianya hasil maksimal yang dicapai Ishak adalah TUHAN yang menumbuhkan benih itu. Usaha Ishak disertai iman sehingga diberkati TUHAN. Sedangkan orang Filistin hanya berusaha tanpa penyertaan TUHAN sehingga tak memperoleh hasil sebanyak yang diperoleh Ishak.

Gambaran di atas menguatkan kita bahwa apapun yang terjadi di dalam hidup kita, TUHAN mampu campur tangan terhadap hal-hal buruk yang kita alami dan menurunkan berkat-NYA bagi kita. Seperti Ishak yang mulanya tidak punya apa-apa di Gerar, usahanya diberkati TUHAN, demikian pula segala usaha kita akan berhasil karena TUHAN selalu merencanakan yang terbaik dalam hidup orang beriman.

Selasa, 01 Juni 2010

Roma 4:21b

Ada Pepatah dalam bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa janji itu adalah utang. Janji mesti dilunasi, dibayar sebesar apa yang dijanjikan. Apabila tidak dibayar maka janji itu akan menjadi utang sampai janji itu dilunasi dan direalisasikan. Oleh sebab itu jangan mudah mengungkapkan janji apabila janji itu tidak dapat dilaksanakan, agar janji itu tidak hanya menjadi janji.

Dalam Perjanjian Lama kita melihat janji Allah kepada Abraham, Isak dan Yakub. Allah akan menjadikan keturunan mereka menjadi bangsa yang besar dan kuat asalkan di dalam ketaatan dan kesetiaan kepada Allah. Keluarnya bangsa Isral dari Mesir menggambarkan bagimana Allah membimbing bangsaNya dengan janjiNya. Allah membawa Bangsa Israel ke masuk ke tanah perjanjian. Allah juga membebaskan bangsa itu dari tekanan-tekanan baik dari dalam maupun luar.

Dalam Perjanjian Baru, penggenapan janji Allah di PL dilaksanakan dengan memberikan AnakNya Yesus Kristus untuk membebaskan manusia dari kegelapan dunia ini. Disini kita melihat bagaimana Allah memiliki kekuatan untuk menggenapi janjiNya atas ciptaanNya secara universal.

Dari sini kita belajar untuk menghargai perbuatan Allah terhadap dunia ciptaanNya. Kita juga layak berjanji kepada Tuhan dengan ucapan syukur bahwa kita akan memperbaiki alam ciptaannya. Janji yang kita ucapkan terhadap sesama dan alam ciptaan Tuhan, baik melalui kampanye-kampanye jangan hanya menjadi janji isapan jempol belaka untuk menarik perhatian orang terhadap kepentingan kita. Janji adalah utang dan lunasilah sebelum utang itu membawa ketidak harmonisan dalam kehidupan.

Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Dia janjikan.