Kamis, 22 Oktober 2009

HANYA JARUM DAN BENANG

Kisah para Rasul 9:36. Di Yope ada seorang murid perempuan bernama Tabita—dalam bahasa Yunani Dorkas. Perempuan itu banyak sekali berbuat baik dan memberi sedekah.
Di suatu daerah di Yope, tinggallah seorang perempuan bernama Tabita yang dalam bahasa Yunani disebut Dorkas (artinya rusa). Tabita, wanita yang baik hati dan dermawan. Ia juga dapat disebut pemimpin ”janda-janda”. Tapi apa hendak dikata, Tabita tidak kuasa menghalangi dan mengalahkan maut, ia meninggal karena sakit.
Mendengar berita kematian Tabita, Rasul Petrus yang pada waktu itu sedang melakukan pelayanan di Lida segera ke Yope sebab dekat dengan kota Lida. Sesampainya Rasul Petrus di Lida, di rumah Tabita, ia segera ke tempat di mana Tabita dibaringkan, ia berlutut dan berdoa. Setelah berdoa, Petrus berkata kepada Tabita, Tabita, bangkitlah, lalu Tabit membuka mata dan melihat Petrus.
Dari kisah Tabita dalam Kisah Para Rasul 9:36-43, kita mungkin bertanya mengapa Petrus menganggap kematian Tabita penting baginya? Di ayat 36, kita membaca bahwa Tabita adalah seorang perempuan yang berbuat baik dan dermawan. Ungkapan ini dalam Alkitab versi Bahasa Indonesia Sehari-hari dikatakatan ”Ia selalu saja melakukan hal-hal yang baik (She was full of good works – MKJV) dan menolong orang-orang miskin.
Bukti yang menguatkan bahwa ia adalah seorang perempuan yang baik hati adalah ketika ia meninggal, di mana semua janda-janda datang berdiri dekatnya dan sambil menangis mereka menunjukkan kepadanya semua baju dan pakaian yang dibuat Tabita waktu ia masih hidup. Bagi para wanita yang berstatus janda, apalagi tua, dan tidak memiliki pekerjaan, hal itu menjadi pergumulan tersendiri bagi mereka. Karena itu, tidak berlebihan jika pada hari kematian Tabita, mereka menangis sambil menunjukkan baju dan pakaian sebagai bukti perbuatan baik yang telah dilakukan Tabita.
Di sisi lain, seperti yang tertulis dalam Kisah Para Rasul 9:36, ia juga memberi sedekah, boleh dikatakan dermawan. Bahkan mungkin ia ikut menyokong pelayanan para rasul Kristus, karena ia adalah seorang murid perempuan, pengikut Kristus. Perbuatan baik Tabita, menjadi catatan tersendiri bagi Petrus untuk tidak menunda kedatangannya, sebab ia berguna dalam pelayanan.
Saudara-saudara yang terkasih dalam Kristus. Tabita telah mengambil bagian dalam dua hal, pertama terlibat dalam pelayanan penyokongan dana bagi pelayanan rasul-rasul. Kedua, menolong para janda-janda. Secara sederhana, mungkin dapat kita katakan, Tabita, meskipun hanya dengan ”jarum dan benang”, telah memberi harapan baru bagi para janda.
Bagaimana dengan kita, Sahabat-sahabat? Talenta apakah yang Yesus percayakan kepada kita? Besar ataukah keci? Banyak ataukah sedikit? Ingatlah, ukuran tidak menjadi soal. Yang harus kita renungkan adalah ”apa yang harus kita perbuat” dengan talenta yang Tuhan berikan kepada kita? Karena itu, jangalah mengecilkan karunia yang ada pada kita. Sekecil apapun, gunakanlah secara bijaksana, maka akan menjadi alat kesaksian bagi banyak orang. Melalui kehidupan Tabita, yang notabene adalah murid Kristus, ia menghidupi kebenaran Kristus dan memancarkan kebenaran Kristus sedemikian rupa sehingga orang lain (janda-janda dan rasul-rasul) melihat perbuatan yang baik. Ia telah menjadi saksi bagi janda-janda. Sudahkah kita menjadi saksi yang baik dari Kristus Yesus?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar