Selasa, 18 Agustus 2009

Opini

BERSAMA ANAK DAN REMAJA MEMBERDAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP


Pengantar
Tentunya, anak-anak dan para remaja dewasa ini tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi dalam arus global, baik secara positif maupun negatif (situasi ekonomi, teknologi, sekolah, norma-norma sosial universal). Jika pengaruhnya benar-benar positif, membawa kepada pola piker yang baik dan patut disyukuri, tetapi jika pengaruhnya negatif, layaklah kita prihatin dan mencari upaya menanggulanginya.
Dalam Gerejapun anak dan remaja meng¬hadapi situasi yang problematis; di satu sisi era global menuntut orang menghayati hidup secara mandiri dalam jaringan keber¬samaan; sementara di sisi lain pola tradi¬sional lebih menuntut kebersamaan. Hal ini mempengaruhi pula dinamika anak dan remaja dalam menghidupi imannya dalam kebersamaan dengan segenap umat dalam Gereja.
Kalau mau melibatkan anak dan remaja berarti memberi kesempatan kepada mereka untuk terlibat langsung dalam merancang dan me¬mutus¬kan serta melaksanakan kegiatan-kegiatan Gereja; tidak hanya diberi tugas sebagai yang melaksanakan. Itu berarti bahwa dinamika pengembangan umat men¬jadi tanggungjawab bersama kaum dewasa dengan anak dan remaja dalam suasana kesetaraan.
Pemberdayaan Lingkungan HIdup
Tentu suatu kebanggaan sebagai anak bangsa bahwa Indonesia me¬miliki kekayaan alam dalam bentuk flora, fauna, tambang dan lautan. Kekayaan alam tersebut bukan hanya menjadi sumber hidup dan penghasilan saja tetapi menjadi tempat yang aman dan nyaman sebagai kediaman manusia yang bersahabat secara ekologis. Namun sekarang, rasa bangga telah berganti menjadi kecemasan dan kegelisahan karena kekayaan alam dieksploitasi secara masal dan besar-besaran, tanpa memperhatikan aspek keberlanjutan secara utuh dan menye¬luruh yang akhirnya mengakibatkan rusak¬nya dan hancurnya alam, banyak terjadi pen¬deritaan, munculnya berbagai penyakit dan kemiskinan masyarakat.
Ada beberapa daerah yang mengalami kerusakan alam maupun kekeringan. Misalkan saja daerah Tapanuli Utara yang dulunya merupakan lahan subur dengan air yang melimpah, pepohonan pinus yang hijau yang menyejukkan iklim sekarang ini mengalami ketandusan karena penebangan hutan yang tidak terkendali; juga karena kurangnya perhatian untuk meremajakan pohon yang sudah ditebang (Reboisasi).

Keprihatinan tidak hanya pada exploitasi, tapi juga sekitar sampah dan polusi serta cuaca yang sangat tidak bersahabat. Sampah yang setiap hari, bahkan setiap menit dibuang tidak pada tempatnya merupakan penyebab bencana banjir maupun penyakit. Pemakaian AC dan pembuangan asap kendaraan yang tidak diimbangi dengan penghijauan yang cukup dapat menimbulkan polusi udara dan cuaca yang panas.
Tentu saja bukan hanya akibat-akibat yang muncul kemudian yang menjadi ke¬prihatinan bersama, tetapi juga menyang¬kut mentalitas masing masing individu yang menunjukkan rendahnya kesadaran akan peduli lingkungan hidup.
Oleh karena itu, sangatlah diperlukan upaya gerakan pemberdayaan lingkungan hidup dan perubahan mentalitas atau yang disebut pertobatan secara mendasar.
Pemberdayaan lingkungan (alam) ber¬tujuan mengelola, melestarikan dan men¬jadikan alam sebagai sumber hidup dan penghasilan, dengan mempertahankan tempat yang layak huni bagi manusia dan segala makhluk ciptaan. Semuanya dapat mencapai kesejahteraan hidup sejati secara berkesinambungan. Tujuan tersebut akan dapat tercapai bila manusia memperhatikan 5 (lima) hal utama sebagai berikut: Membangkitkan dan mengembangkan kesadaran umat dan masyarakat terhadap perlindungan lingkungan hidup yang berkesinambungan; Meningkatkan kemampuan diri, organi¬sasi dan sistem nilai dalam menge¬lola dan melestarikan lingkungan hidup; Meningkatkan daya juang untuk mencapai pemberdayaan lingkungan hidup berdasar¬kan kualitas dan kecakapan yang tersedia setempat; Menempatkan usaha penyelamatan keutuhan ciptaan dalam konteks tanggung jawabimankepada Sang Pencipta. Menciptakan generasi baru yang cinta Iingkungan hidup dengan melibatkan anak dan remaja dalam pemberdayaan ling¬kungan. Kita masih tetap diajak untuk melihat di sekitar tempat kita berada, apakah ada keprihatinan berkaitan dengan keutuhan ciptaan atau kelestarian lingkungan hidup.
Melestarikan Keutuhan Ciptaan dalam Terang Alkitab
Dalam Alkitab disebutkan bahwa buah karya penciptaan dipandang oleh Allah sendiri bawa semua¬nya baik. Dan ketika manusia telah dicipta¬kan (laki-laki dan perempuan), diberkati dan dilibatkan dalam mengurusi karya ciptaan; Allah melihat semuanya ”Sungguh amat baik”. Manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, dipercaya oleh Allah untuk melestarikan keutuhan ciptaan itu. Dan sisi lain alam semesta menyediakan segala yang diperlukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya. Bahkan harus diakui bahwa kehidupan manusia di bumi ini dalam arti tertentu bergantung pada alam. Manusia dipanggil untuk mengambil bagian dalam memelihara alam. Tanpa pemelihara¬an itu, hidup manusia sendiri akan terancam, karena bagi manusia alam merupakan sumber kehidupannya. Sebagai citra Allah, manusia adalah rekan kerja Allah dalam memelihara alam semesta. Akan tetapi manusia harus menyadari bahwa kuasa yang diberikan Allah kepadanya bukanlah kuasa untuk memanipulasi dan mendominasi. Dan ketika alam ciptaan tidak utuh lagi, manusia harus membangunnya kembali dan terus memelihara kelestariannya.
Pertobatan dalam Bentuk Gerakan Bersama dan Lestari
Allah menciptakan alam begitu indah. Nyatanya, manusia justru menghancurkan¬nya karena kerakusannya. Allah mengutus Yesus PuteraNya untuk mem¬bangun kembali relasi manusia dengan Allah, dengan sesama dan dengan alam. Makna¬nya, ling¬kungan hidup menjadi sahabat manusia untuk menghadirkan “Kebenaran hidup yang sejati”. Namun kenyataannya manusia telah menghancurkannya. Oleh karenanya kita dipanggil Tuhan untuk me¬lakukan pertobatan secara pribadi maupun bersama-sama terkait dengan “Iingkungan hidup”. Pertobatan kita menghadirkan belas-kasihan Tuhan bila kita mau mengoyakkan bukan pakaian tetapi hati. Hati yang menjadi sumber kejahatan manusia terhadap Tuhan, sesama dan alam perlu mengalami pemur¬nia¬n. Sekarang ini Allah meng-anugerah¬kan saat keselamatan yang penuh berkat. Gerakan bersama, khususnya yang melibat¬kan anak dan remaja supaya muncullah generasi baru yang mencintal lingkungan hidupnya, akan menjadikan keutuhan ciptaan ini lestari. Salah satu gerakan adalah para kaum muda dan orang tua, menyadari dan menghayati tugasnya sebagai teladan bagi anak dan remaja dalam hal mencintai lingkungan hidup; sekaligus melibatkan anak dan remaja secara lebih nyata dan berdampak pada pelestarian keutuhan ciptaan.
Berbagai macam bentuk gerakan sebagai wujud pertobatan perlu didiskusi¬kan, dibicarakan, dimusyawarahkan secara secara serius agar tidak terhenti dalam hitungan hari-hari masa prapaskah, tetapi menuju paskah yang abadi.
Penutup
Anak dan remaja merupakan subyek penting bagi kelangsungan keutuhan ciptaan di masa yang akan datang. Oleh karena itu anak dan remaja mesti dilibatkan untuk berperan aktif dalam perombakan/pemba¬haruan tatanan hidup mulai dari lingkungan¬nya sendiri (keluarga). Di sisi lain orang tua mesti menjadi teladan bagi anak-remaja, dan bersama anak-remaja membangun kembali keutuhan ciptaan, supaya alam ciptaan mendatangkan berkah bagi semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar