Senin, 24 Agustus 2009

ayat harian

Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu, perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.
(1 Timoteus 5:1-2)
HIDUP DALAM NASEHAT

Tentunya, tak ada manusia di dunia ini yang hidupnya sempurna. Akibat dosa, manusia bertindak mengikuti kehendak hatinya dan sering melakukan kesalahan yang berulang-ulang. untuk itu saling memberi nasehat dan teguran merupakan kewajiban setiap orang. Sebagai orang kristen, kita terpanggil untuk menegor yang berbuat salah atau menegor seseorang yang hidupnya telah menyimpang dari kebenaran. Namun, cara penyampaian tegoran perlu mendapat perhatian agar tidak menyinggung perasaan orang lain dan tegoran itu dapat diterima.
Mungkin, seringkali kita tidak menegor kesalahan atau penyimpangan karena takut. Takut karena yang akan ditegor umurnya lebih tua atau lebih berpengalaman, atau yang akan ditegor adalah bos, atau seorang yang kaya, atau karena orang yang akan ditegor perasaannya sensitif. Dikatakan, janganlah engkau keras dalam memberi tegoran kepada orang lain dan ini adalah satu cara yang terbaik untuk memberi tegoran kepada orang lain. Apa jadinya bila tegoran itu dengan keras disampaiakan, tentunya yang terjadi adalah perkelahian, sakit hati, demdam dan bahkan keretakan dalam hubungan kekeluargaan.

Kalau kita perhatikan firman Tuhan di atas, maka selain ajaran sikap atau cara kita melakukan tegoran, kita juga menemui kata kunci yaitu Penuh Kemurnian, artinya tegoran kita tidak didasarkan pada rasa marah (emosional), benci, dengki dan lain sebagainya. Tetapi kita menegor karena kita mengasihinya, sehingga tegoran kita hanyalah sebatas kesalahannya saja dengan tujuan agar menjadi baik. Tegoran kita tidak dikait-kaitkan dengan hal-hal lain yang tidak ada hubungannya dengan kesalahan tersebut. Sebagai contoh kita hendak menegor seseorang yang ingkar janji, maka tegoran yang baik adalah dengan berkata "Bila kamu ingkar janji seperti ini, maka orang bisa tidak percaya dengan kamu dan urusan kamu akan menjadi sulit". Kalimat kedua telah membatasi hanya pada kesalahan dan dampaknya saja, tidak melebar ke persoalan lain. Sehingga menjadi tegoran yang lebih murni dalam mengoreksi kesalahan.

Dalam kehidupan kekristenan tegoran wajib kita lakukan, karena merupakan perintah Tuhan dan karena hidup kekristenan adalah juga kehidupan yang terus menerus berproses, maka perlu untuk selalu introspeksi dan koreksi. Itulah sebabnya firman Tuhan berkata "ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa." (Yakobus 5:20).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar