Rabu, 26 Agustus 2009

ayat harian

I Yohannes 4 : 20

Jikalau seorang berkata : “Aku mengasihi Allah”, dan ia membenci saudara-saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya.

Saudara-saudara yang terkasih, masih ingatkah kita bahwa manusia adalah satu-satunya ciptaan yang begitu mulia karena manusia diciptakan segambar dengan Allah? Manusia adalah Imitatio Dei. Betapa besar anugerah Allah pencipta kepada kita. Namun tidak hanya di situ saja. Ketika manusia sebagai makhluk mulia itu justru memberontak kepada Allah karena ingin menjadi seperti Allah dengan memakan buah terlarang, bukankah Allah justru memaafkannya? Manusia masih diberi kesempatan walaupun diusir dari taman Eden. Bahkan ketika dalam perjalanan sejarah Kitab Suci menunjukkan kejahatan-kejahatan yang dilakukan manusia dari generasi ke generasi (dari masa Adam sampai Nuh, dari masa Nuh sampai Abraham, dari masa Abraham sampai Musa dan dari masa Musa sampai sekarang), Allah tetap menunjukkan kasih sayangnya kepada manusia dengan memaafkan manusia dan bersedia membuat perjanjian dengan ciptaanNya tersebut.

Bahkan salah satu kisah yang paling fantastis dalam kitab suci menunjukkan betapa bermurah hatinya Allah. Kisah tersebut tertulis di kitab Kejadian 18 : 23 – 32. Allah yang adalah Maha Pencipta yang berkuasa mutlak atas seluruh ciptaanNya, mau merendahkan diri untuk bernegosiasi dengan manusia (Abraham/Ibrahim). Allah hendak memusnahkan Sodom dan Gomora. Kemudian datanglah Abraham meminta pertimbangan akan rasa keadilan Allah bila ada limapuluh orang yang baik di kota tersebut. Tidak hanya di situ saja, tawar menawar berlanjut bila tidak hanya limapuluh orang, tetapi turun menjadi empatpuluh, tigapuluh, duapuluh dan akhirnya sampai sepuluh orang. Dengan sepuluh orang yang baikpun, Allah akan mengurungkan niatNya untuk menghancurkan kota tersebut. Siapa manusia sehingga dia bisa bernegosiasi dengan Allah yang Maha Pencipta? Tetapi bukan karena kehebatan Abraham, melainkan karena kemurahan hati Allahlah maka manusia dilayakkan untuk berbicara dan memohon dihadapanNya.

Namun, kita tahu sendiri bahwa karya kemurahan Allah tidak sampai di situ. Yang terbesar yang dirasakan manusia adalah ketika Allah mengorbankan anakNya yang tunggal ke dunia ini sehingga setiap orang tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3 : 16). Sebelum Yesus sang Mesias mengorbankan NyawaNya di kayu salib, Dia mengajarkan agar manusia mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia seperti dirinya sendiri (Matius 22 : 37 -39). Bukan hanya mengajarkan, Yesuspun mempraktekkan pengajaranNya dalam kehidupanNya sehari-hari. Puncaknya adalah Ketika Dia mengorbankan NyawaNya sendiri demi keselamatan Umat manusia.

Itu sebabnya Marthin Luther sang reformatoris mengatakan di saat-saat akhir hidupnya bahwa dia adalah orang yang berhutang. Maksudnya berhutang kepada Allah penciptanya. Bukan hanya Marthin Luther, melainkan kita seluruh umat manusia adalah orang-orang yang berhutang. Sebab sudah tidak terhingga kasih Allah kepada kita sehingga kita masih bisa beroleh kehidupan dan dilayakkan untuk menjadi anak-ananNya.

Apa yang dapat kita perbuat untuk menyenangkan hati Allah? Inilah Firman Allah kepada kita semua ketika hendak memulai hari ini. Kita diingatkan untuk mengasihi saudara kita melalui perbuatan yang nyata. Itulah tandanya bahwa kita benar-benar mengasihi Allah. Terutama bagi gereja Tuhan di manapun berada. Dunia sekarang sedang dilanda kemiskinan yang parah. Di mana gereja harus berdiri? Apakah membela kapitalisme ataukah kelompok si miskin yang menjadi korban? Ataukah gereja memilih bersikap netral? Gereja tidak boleh bersikap netral. Gereja harus membela si miskin dengan cara menentang segala bentuk ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Namun tetap dalam kesadaran bahwa apapun kebaikan yang dilakukan manusia ataupun gereja, bukan karena kekuatannya melainkan karena anugerah Allah semata. Juga karena Allah telah lebih dahulu mengasihi manusia tersebut dan mengasihi gerejaNya.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati marilah kita berbuat kasih kepada sesama kita melalui tindakan nyata hari ini. Semoga Tuhan yang Maha Pengasih manguatkan kita melalui Roh KudusNya agar kita mampu mengasihi sesama sebagai wujud nyata dari kasih kita kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar