Senin, 29 Maret 2010

Pemuda dan Gereja

Hidup sebagai pemuda memang banyak tantangannya. Pemuda harus bergumul menentukan karier dan pasangan hidupnya. Ini merupakan bagian yang cukup sulit yang harus dihadapi oleh pemuda. Apa yang terjadi di masa pemuda sebetulnya sudah mulai terjadi di masa remaja, dan di masa remajalah gereja meletakkan fundasinya. Pada masa remaja itulah seseorang berkesempatan untuk membangun jati dirinya. Kalau dia berhasil menemukan dan membangun jati dirinya, dia menjadi seseorang yang mantap. Dia tahu kekurangannya,kelebihannya, kebisaannya, keterbatasannya, dan dia bisa merangkul semuanya itu dengan luwes. Kalau dia bisa menemukan ini semua, dia akan memasuki usia dewasa dan membangun keintiman. Sebaliknya, kalau dia tidak menemukan jati dirinya dan dia bingung terus dengan siapa dirinya waktu memasuki usia dewasa, bukannya keintiman yang dia bangun tetapi dia malah menarik diri, mengisolasi diri dari orang-orang yang sebetulnya mau dekat dengan dia karena tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup.

Watak para pemuda cenderung “progresif, idealis, visioner, romatis, radikalis, produktif.” Itu semua merupakan potensi dan keunggulan kulturalnya yang sudah seharusnya difasilitasi dan diakomodir secara visible untuk menopang kebutuhan pembangunan gereja ke depan. Keunggulan kaum pemuda ini semestinya mendapat perhatian gereja, sehingga akan menjadi potensi produktif, namun sebaliknya jika tidak terartikulasi secara baik, bisa menjadi potensi destruktif bagi gereja.

Misi Gereja terhadap Pelayanan Pemuda perlu mendapat perhatian yang serius. Sedikitnya tiga hal di bawah ini merupakan perhatian khusus bagi kita sekarang dalam pelayanan, yaitu:
a. Membentuk pemuda dewasa yang memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama.
b. Memperlengkapi pemuda dewasa menjadi pemuda Kristen yang mandiri dalam menghadapi tantangan jaman.
c. Mendukung pelayanan gereja dengan melibatkan pemuda sebagai kesatuan tubuh Kristus.
Gereja sungguh-sungguh mempunyai peranan besar dalam menumbuhkembangkan mental dan spiritual para pemuda. Pada usia yang tergolong muda, sepertinya para pemuda tidak mau hidup dalam berbagai keterikatan-keterikat yang dianggap memenjarakannya. Hidup ingin bebas merupakan fase yang kuat dalam pertumbuhan hidup para pemuda. Pengendalian terhadap kebebasan yang tidak terpimpin itulah yang perlu diarahkan oleh gereja. Pelayanan gereja terhadap pemuda harus diisi dengan melatih mereka bagaimana memimpin dan mengendalikan diri. Menyarankan bahwa masa muda adalah masa yang sangat menentukan dalam perjalanannya ke depan. Masa muda adalah masa yang indah yang tidak mungkin datang untuk terulang.
Program-program pelayan yang terpadu harus dipikirkan oleh gereja sehingga para pemuda gereja tertanam dalam hati dan pikirannya at home hidup dalam nilai-nilai kristiani. Gereja perlu mengorganisir kepemudaan dalam rangkaian menanamkan nilai-nilai luhur kegerejaan dan arti hidupnya di masa depannya. Persekutuan pemuda dalam gereja tidak lagi sebatas mereka berkumpul belajar nyanyian koor dan dengar-dengaran dengan Firman Allah melalui PA, akan tetapi kita sudah harus sampai kepada pelayanan bagaimana mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan yang terjadi dan bakalan terjadi kelak. Gereja harus memungkinkan pelayanan pelatihan-pelatihan keahlian kepada pemuda yang sudah putus sekolah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar