Selasa, 23 Maret 2010

Ketujuh Perkataan Yesus dari Salib

"Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34). Kebutuhan Yesus sendiri bersifat jasmani dan nisbi, berlangsung sementara. Sedangkan para serdadu Romawi yang hanya menjalankan perintah atasan dan tidak tahu siapakah sebenarnya sang Hukuman itu, para penonton yang ikut meneriakkan "salibkan Dia!" tidak tahu bahwa sebenarnya mereka telah terlibat suatu kejahatan besar, dan para pemimpin agama Yahudi dan para penguasa Yahudi dan Romawi yang merasa benar karena mempertahankan hukum agama dan hukum negara mempunyai kebutuhan besar yang bersifat rohani. Keadaan mereka lebih parah. Mereka butuh diampuni, dipulihkan dan dibaharui, agar menjadi manusia yang utuh. Yesus memohon agar supaya Allah mengampuni mereka.

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Luk. 23:43b). Perkataan ini ditujukan kepada salah seorang penjahat yang tersalib di sisiNya dan yang menyadari kejahatannya serta bersandar pada Yesus. Kepada orang ini Yesus menguatkan hatinya dan memberikan jaminan berlakunya anugerah.

"Ibu, inilah anakmu!" "Inilah ibumu" (Yoh. 19:27b). Perkataan ini ditujukan kepada ibuNya, seorang yang memberikan kehidupan kepadaNya dan yang dikasihiNya, dan ke pada Yohanes, seorang yang dekat denganNya. Mereka ini amat merasakan kehilangan, kesedihan dan dukacita. Karena itu Yesus mengutamakan kebutuhan mereka, agar di ke mudian hari Yohanes memperhatikan ibu Maria sebagai ibunya sendiri, dan perhatian ibu Maria terhadap seorang putera dapat diarahkan kepada Yohanes.

"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mrk. 15:34c). Perkataan ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya ditinggalkan oleh orang-orang dekatNya, tetapi juga merasa ditinggalkan oleh Allah. Mazmur 22:2 yang dikutipNya mau meng- ungkapkan perasaanNya. Betapa dasyat penderitaan yang harus dipikulNya demi kepentingan manusia semesta?!

"Aku haus" (Yoh. 19:28c). Penyaliban di siang itu membuatNya kering. BibirNya melepuh. Salah seorang serdadu berbelas kasih terhadap Yesus, dengan mengambil bunga karang, mencelupkannya dalam anggur asam dan memberikannya kepada Yesus dengan sebatang hisop. Masih ada orang yang hatinya belum membatu dan mampu bersimpati dengan penderitaan hebat seseorang.

"Sudah selesai" (Yoh. 19:30b). Bagi kebanyakan orang, selalu ada sesuatu yang tersi sa dari suatu tugas yang belum selesai. Tetapi Yesus melihat seluruh tugasNya telah sele sai. dan karena itu orang hanya dapat merendahkan diri di kaki salib itu.

"Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu" (Luk. 23:46b). Lalu Ia mati. Pengorbanan-Nya tidak purna, tetapi sempurna. Keutuhan dan kesempurnaan ini terpancar pada kata-kata terakhir Yesusu di kayu salib yang melukiskan penyerahan total diri-Nya. Penyerahan diri itu dipersembahkan secara bebas, bukan sikap menyerah pasrah pada nasib, tetapi menyerah pasrah pada Kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar