Rabu, 03 Maret 2010

Hanura Akan Selidiki Matinya Mikrofon DPR

detikcom - Rabu, 3 Maret

Matinya mikrofon di ruang sidang paripurna tentang kesimpulan Pansus Century disinyalir menjadi penyulut emosi para anggota dewan yang berujung dengan kekacauan. Hanura menduga mikrofon sengaja dimatikan dan akan diusut tuntas.

"Kami belum bisa memastikan (sabotase). Kami akan mempelajari dengan seksama. Tapi yang jelas ini adalah kejahatan demokrasi karena memasung hak berpendapat," kata anggota Pansus dari Fraksi Partai Hanura Akbar Faisal dalam jumpa pers di Press Room DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/3/2010).

Akbar menjawab pertanyaan apakah ada sabotase untuk mematikan semua mikrofon ketika sidang mulai ricuh. Yang jelas menurut Akbar, matinya mikrofon membuat banyak anggota DPR merangsek maju ke meja pimpinan DPR.

"Kenapa tadi saya naik ke mimbar, itu karena semua mikrofon mati. Yang hidup hanya mikrofon di meja pimpinan dan wakilnya, serta di podium," kata Akbar.

Akbar mengatakan dirinya naik ke podium untuk memprotes sikap Ketua DPR Marzuki Alie yang menutup sidang sepihak dengan alasan mematuhi Badan Musyawarah (Bamus) DPR. Padahal keputusan tertinggi ada di sidang paripurna.

"Tadi saya mau protes itu. Dasar saya pasal 221 Tatib di mana pengambilan keputusan itu ada di paripurna, bukan di Bamus," cetusnya.

Akbar mengatakan sepakat dengan pendapat anggota Pansus Bambang Soesatyo yang menyatakan tidak perlu ada lagi pembacaan sikap fraksi dalam sidang paripurna. "Jika bisa dilaksanakan satu hari, kenapa paripurna ini harus berjalan dua hari?" pungkas Akbar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar