Rabu, 07 Juli 2010

“MAKNA BERKAT BERKELIMPAHAN”

Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
(Lukas 12:15)

Ada pepatah yang menuturkan bahwa segala yang ada merupakan warisan dari anak cucu kita. Ungkapan ini ingin mengingatkan setiap manusia untuk tidak bersikap tamak dan lobak dalam hidupnya. Walaupun seseorang memiliki berkat yang berlipah ibarat harta yang berlimpah, kedudukan yang tinggi dan kuasa yang berpengaruh, namun hidupnya tidak tergantung dari semuanyan itu. Yesus mengatakan bahwa hidup bukan tergantung dari manakan dan minuman saja (hal-hal yang duniawi), namun hidup dari firman Allah (Matius 4:4). Ini berarti perlu adanya keseimbangan, supaya manusia tidak menjadi serakah dalam hidupnya. Firman Tuhan menyadarkan manusia agar jangan tergantung akan hal-hal duniawi yang dapat membuat manusia terperosok ke dalam ketamakannya.

Tuhan tidak melarang manusia untuk hidup berkelimpahan selama manusia menggunakannya kearah yang baik dan menjadi saluran berkat bagi orang lain. Jika demikian, apa makna berkat berkelimpahan? Dapat dibagikan dan dirasakan orang-orang lain. Rasul Paulus dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus mengatakan demikian: “Sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu” (II Korintus 6:10).

Dunia dengan kemegahannya mengajak setiap orang berlomba untuk meninggikan/menunjuk diri dengan kekayaannya. Sebagai orang yang sudah menerima sapaan firman Tuhan kita diajak untuk tidak turut dalam pamer diri dengan ketamakannya. Firman Tuuhan mengajak kita untuk tetap berjaga-jaga dan bersikap waspada terhadap rayuan dunia ini, karma hanya Tuhan saja yang patut ditinggikan. Sebab segala sesuatu yang ada di bumi ini adanya dari Dia. Manusia hanya diberikan hak pakai bukan sebagai hak milik sehingga manusia tidak selayaknya bersikap tamak, mengepiiotasi bumi dan segala yang terkandung di dalamnya untuk kepentingan diri dan sekelompok orang. Ada dua sikap agar kita tidak jatuh kepada sikap ketamakan, pertama, mau mendahulukan Tuhan (Matius 6:33), kedua, mau berbagi dengan orang lain. Sebab, walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidak tergantung dari pada kekayaannya itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar