Rabu, 19 Mei 2010

Kasih

KASIH ADALAH SESUATU YANG TIDAK HANYA DIDIFINISIKAN.NAMUN KASIH HARUS DIWUJUDNYATAKAN. ORANG YANG HANYA BERTEORI TENTANG KASIH ADALAH PEMBUAL BESAR. TETAPI ORANG YANG MEREALISASIKAN KASIH ADALAH ORANG YANG BERPENGARUH BESAR DALAM KEHIDUPANNYA

Selasa, 11 Mei 2010

Jadilah Tenang

“Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.” 1 Petrus 4:7
Ketenangan adalah sebuah kunci. sama saat kita sedang berenang, bukan hanya kemampuan berenang dan pernapasan yang harus kita kuasain, tetapi ketenangan dalam air. Karena dalam ketenangan itu kita dapat bergerak dan bernafas secara teratur. Begitu juga dalam menjalani hari-hari ini, ketenangan adalah kunci, untuk kita bisa melihat, merasakan, berfikir dan melangkah dengan tepat dan teratur. Jika hati dan pikiran kita dibendung emosi akhirnya suara Tuhan nggak kedengaran, tertutup sama ego kita dan justru malah kita dengerin suara iblis. Karena saat kita menguasai diri dan menjadi tenang, saat itulah Tuhan akan berbicara dan memberikan jawaban atas semua masalah dalam hidup kita.
Secepat dan setepat apapun langkah yang kita ambil, jika berdasarkan emosi sesaat dan negative thinking, percaya deh nggak bakalan bener. Pasti ada-ada aja masalah yang akan ditimbulkan, dan selalu berujung penyesalan. Nggak ada hasilnya dan cenderung merugikan.

Rasul Petrus mengingatkan kita agar tetap tenang dalam menghadapi hidup ini dan jangan lupa, tetap berdoa. Doa adalah nafas hidup orang percaya.

Senin, 10 Mei 2010

Berdoa dan mengucap syukurlah


Berdoa dan mengucap syukurlah bila Tuhan menjawab doa mu.
Karena Ia menyertai mu. Berdoa dan mengucap syukurlah bila Tuhan memberi mu damai sejahtera-Nya.
Karena Ia menghibur dan mengajari mu melangkah hari demi hari yang berat.

Berdoa dan mengucap syukurlah walaupun beban mu berat.
Karena Ia mengajari merasakan dan meringankan beban sesama mu.

Berdoa dan mengucap syukurlah walaupun engkau merasa Ia tidak dekat lagi.
Karena Ia melihat kesetiaan, keteguhan dan Ia tidak pernah meninggalkan mu.

Berdoa dan mengucap syukurlah walaupun segala sesuatu berada diluar rencana mu.
Karena Ia sedang mengajari mu berjalan dalam rencana-Nya.

Berdoa dan mengucap syukurlah walaupun engkau difitnah dan dihina.
Karena Ia sedang mengajari merendahkan diri dan memaafkan sesama mu.

Berdoa dan mengucap syukurlah bila Tuhan menegur mu.
Karena Ia mengajar dan menegur orang yang dikasihi-Nya.

Tetaplah berdoa dan mengucap syukur kepada Tuhan.
Karena Ia menyertai dan mengajari seumur hidup mu.

Jumat, 07 Mei 2010

Risensi Buku

"Skandal Korupsi" di Lingkungan Gereja

Judul Buku : Gereja Dan Penegakan HAM
Penulis : George Junius Aditjondro, dkk
Penerbit : Kanisius,Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2009
Tebal : 251 halaman
Harga : 29.000

Peresensi : Ahmad Hasan MS*)

Korupsi merupakan salah satu bentuk kejahatan kemanusiaan yang bertentangan dengan prinsip Hak Asasi Manusia (HAM). Virus maha dahsyat ini bisa menjangkit siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Oleh karenanya, Ia tidak mengenal latar belakang Suku, Agama, Ras Dan Aliran(SARA). Berbagai data dan fakta di lapangan membuktikan betapa korupsi meruntuhkan nilai-nilai hak asasi manusia(Human Right) secara universal. Tidak salah bila Kwik Kian Gie(2005) mengatakan korupsi adalah akar semua masalah. Itulah sebabnya, butuh sebuah cara pandang (platform) yang sama dari siapa saja dengan menempatkan korupsi sebagai masalah bersama (common enemi).

Buku “ Gereja dan Penegakan HAM” berusaha membahas secara komprehensif ihwal berbagai fakta pelanggaran yang terjadi di lingkungan gereja. Buku ini ditulis oleh beberapa penulis yang concern terhadap pentingnya penegakan HAM. Bagi George Junus Aditjondro(2008)-salah seorang aktifis yang kritis terhadap persoalan korupsi dan HAM- gereja sebagai komunitas orang-orang suci tidak sepenuhnya luput dari praktek korupsi. Pihak pengelola gereja justru kerap melakukan praktek korupsi dengan menyalahgunaan wewenang dan jabatan tertentu seperti manipulasi bantuan Jema’ah dan lain sebagainya.

Kasus manipulasi bantuan Jema’ah-Jema’ah Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST) untuk para korban tsunami di Aceh dan Nias pada akhir 2005 adalah salah satu contohnya. Menurut Investigasi BPKP GKST pada 12 Desember 2005, hasil sumbangan 61 jema’ah GKST yang diperuntukkan untuk para korban Tsunami dan Nias telah terkumpul sebanyak Rp 27.538.450. Namun, pengelola gereja di bawah Majlis Sinode (MS) GKST di Tentena sebagai pihak yang diserahi jema’ah malahan tidak menggunakan amanah itu sebagaimana mestinya. Sejumlah 24,5 dari dana bantuan Jema’ah “dipinjam” oleh MS GKST, sedangkan sisanya berada di tangan Bagian Keuangan Badan Pekerja Sinode (BPS)GKST (BPKP GKST 2005).

Menurut Junus, kasus yang sama juga dilakukan MS GKST terhadap bantuan untuk korban bom di Pasar Tentena,yang berjumlah sebesar Rp 338 juta lebih. Dari jumlah bantuan itu, hanya Rp 162 juta lebih yang dimanfaatkan untuk kepentingan para korban, tapi Rp 25 juta lagi-lagi “dipinjam” oleh MS GKST. Bagi Junus, kebijakan seperti ini jelas tidak etis karena “merampas” hak para korban bom di Pasar Tentana.

Kasus manipulasi bantuan Jema’at yang cukup besar juga terjadi pada Yayasan Peduli Kasih Hurian Kristen Batak Protestan (YPK HKBP) pada tahun 2007 yang lalu. Berdasarkan analisis Junus, YPK HKBP telah menyalahgunakan dana bantuan Tsunami untuk ratusan anggota Jema’at HKBP di Meulaboh, Aceh Barat sebesar satu milyar lebih atau tepatnya Rp 1.058.228.513. Dana itu berasal dari bantuan dermawan-dermawan di luar negeri serta kolekte (persembahan) Jema’at-Jema’at HKBP se-indonesia yang total seluruhnya sebesar Rp 10.792.529.725 yang dihimpun oleh Yayasan Peduli Kasih HKBP sendiri. Fakta ini terkuak dalam laporan hasil audit dana bantuan kemanusiaan untuk bencana alam Tsunami No. 12/BA/VIII/HKBP/2007 yang ditandatangani oleh Ketua Badan Audit HKBP, Djawakin Sihotang, dan ditunjukkan kepada Majlis Pekerja Sinode (MPS) HKBP tertanggal 24 Agustus 2007( Batak Pos, 16,17,19 November 2007).

Fakta ini bagi Junus merupakan ironi organisasi gereja yang lupa dengan pesan Yesus untuk mengasihi sesama manusia. Para pengelola gereja terjebak dengan nafsu keserakahan pada uang dan kekuasaan. Pada hal, uang dan kekuasaan seharusnya digunakan untuk membantu sesama manusia tanpa memandang Suku, Agama, Ras dan Aliran. Tidak salah bila Lord Acton mengatakan , power corrupts, and absolute power corrupts absolutely. Bahwasanya semakin mutlak kekuasaan semakin besar pula kesempatan korupsi.

Maka dari itu, bagi Yunus sudah saatnya seluruh pengelolaan dana dan inventaris gereja dikelola secara transparan agar gereja terhindar dari penyakit korupsi yang sudah sedemikian mewabah di “Republik Mimpi” ini. Pendeta sebagai pimpinan gereja dan publik figur juga perlu melakukan transparansi kekayaan dalam rangka memberi contoh positif kepada Jema’ah agar senantiasa bertanggung jawab terhadap dan memiliki jiwa amanah.

JB Banawiratma, menambahkan bahwasanya gereja sudah seharusnya melakukan reffleksi kritis terhadap penegakan HAM. Masalah korupsi merupakan salah satu kejahatan hak asasi manusia yang harus diberantas siapapun. Korupsi mencederai manusia sebagai citra tuhan(Imago Dei). Citra tuhan senantiasa menebarkan cinta kasih sayang terhadap seluruh alam semesta( Seruan Rasul Paulus dalam Galatia 5:3).

Buku ini memberikan deskripsi dan analisis tentang fakta pelanggaran HAM, khususnya yang terjadi di gereja. Kelebihan buku ini terletak dari kemampuan meracik data dan fakta dari para penulis dalam melakukan analisis yang sedemikian tajam dan aktual. Meski demikian bukan berarti tanpa kelemahan. Buku ini terkesan njlimet dan sulit dipahami masyarakat awan karena banyak menggunakan bahasa ilmiah dan Yunani. Akan tetapi, kejlimetan buku ini tidak mengurangi kwalitas isi pembahasanya yang yang sarat dengan data dan fakta. Sebuah buku yang menghadirkan spirit ketuhanan berbasis kemanusiaan secara universal.

*) Peresensi Adalah Pustakawan dan Peneliti pada Central For Studies Of Religion and Culture (CSRC)

Senin, 03 Mei 2010

APAKAH GUBUKMU TERBAKAR?

Allah turut bekerja dalam segala sesuatu , doa.

Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang.

Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai.

Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya.

Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.

"Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.

"Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Kamu berkata, "Itu tidak mungkin."
Tuhan berkata, "Tidak ada hal yang tidak mungkin." (Lukas 18:27)

Kamu berkata, "aku terlalu capai."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)

Kamu berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mencintaimu." (Yohanes 3:16-Yohanes 13:34)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa meneruskan."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 - Mazmur 91:15)

Kamu berkata, "Aku tidak mengerti."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa melakukannya."
Tuhan berkata, "Kamu bisa melakukan semuanya." (Filipi 4:13)

Kamu berkata, "Ini tidak berharga."
Tuhan berkata, "Itu akan berharga." (Roma 8:28)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri."
Tuhan berkata, "Aku memaafkanmu." (1 Yohanes 1:9-Roma 8:1)

Kamu berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)

Kamu berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, "Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan." (II Timotius 1:7)

Kamu berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, "Serahkan segala kekuatiranmu kepadaku." (I Petrus 5:7)

Kamu berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, "Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)

Kamu berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (I Korintus 1:30)

Kamu berkata, "Aku merasa aku sendirian."
Tuhan berkata, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu atau membiarkanmu." (Ibrani 13:5)

Wartakanlah ini pada siapa yang membutuhkan, Saya percaya ada saat-saat di mana kita merasa "gubuk" kita terbakar. (Anonim)