Senin, 29 Maret 2010

Pemuda dan Gereja

Hidup sebagai pemuda memang banyak tantangannya. Pemuda harus bergumul menentukan karier dan pasangan hidupnya. Ini merupakan bagian yang cukup sulit yang harus dihadapi oleh pemuda. Apa yang terjadi di masa pemuda sebetulnya sudah mulai terjadi di masa remaja, dan di masa remajalah gereja meletakkan fundasinya. Pada masa remaja itulah seseorang berkesempatan untuk membangun jati dirinya. Kalau dia berhasil menemukan dan membangun jati dirinya, dia menjadi seseorang yang mantap. Dia tahu kekurangannya,kelebihannya, kebisaannya, keterbatasannya, dan dia bisa merangkul semuanya itu dengan luwes. Kalau dia bisa menemukan ini semua, dia akan memasuki usia dewasa dan membangun keintiman. Sebaliknya, kalau dia tidak menemukan jati dirinya dan dia bingung terus dengan siapa dirinya waktu memasuki usia dewasa, bukannya keintiman yang dia bangun tetapi dia malah menarik diri, mengisolasi diri dari orang-orang yang sebetulnya mau dekat dengan dia karena tidak memiliki kepercayaan diri yang cukup.

Watak para pemuda cenderung “progresif, idealis, visioner, romatis, radikalis, produktif.” Itu semua merupakan potensi dan keunggulan kulturalnya yang sudah seharusnya difasilitasi dan diakomodir secara visible untuk menopang kebutuhan pembangunan gereja ke depan. Keunggulan kaum pemuda ini semestinya mendapat perhatian gereja, sehingga akan menjadi potensi produktif, namun sebaliknya jika tidak terartikulasi secara baik, bisa menjadi potensi destruktif bagi gereja.

Misi Gereja terhadap Pelayanan Pemuda perlu mendapat perhatian yang serius. Sedikitnya tiga hal di bawah ini merupakan perhatian khusus bagi kita sekarang dalam pelayanan, yaitu:
a. Membentuk pemuda dewasa yang memiliki persekutuan yang indah dengan Tuhan dan sesama.
b. Memperlengkapi pemuda dewasa menjadi pemuda Kristen yang mandiri dalam menghadapi tantangan jaman.
c. Mendukung pelayanan gereja dengan melibatkan pemuda sebagai kesatuan tubuh Kristus.
Gereja sungguh-sungguh mempunyai peranan besar dalam menumbuhkembangkan mental dan spiritual para pemuda. Pada usia yang tergolong muda, sepertinya para pemuda tidak mau hidup dalam berbagai keterikatan-keterikat yang dianggap memenjarakannya. Hidup ingin bebas merupakan fase yang kuat dalam pertumbuhan hidup para pemuda. Pengendalian terhadap kebebasan yang tidak terpimpin itulah yang perlu diarahkan oleh gereja. Pelayanan gereja terhadap pemuda harus diisi dengan melatih mereka bagaimana memimpin dan mengendalikan diri. Menyarankan bahwa masa muda adalah masa yang sangat menentukan dalam perjalanannya ke depan. Masa muda adalah masa yang indah yang tidak mungkin datang untuk terulang.
Program-program pelayan yang terpadu harus dipikirkan oleh gereja sehingga para pemuda gereja tertanam dalam hati dan pikirannya at home hidup dalam nilai-nilai kristiani. Gereja perlu mengorganisir kepemudaan dalam rangkaian menanamkan nilai-nilai luhur kegerejaan dan arti hidupnya di masa depannya. Persekutuan pemuda dalam gereja tidak lagi sebatas mereka berkumpul belajar nyanyian koor dan dengar-dengaran dengan Firman Allah melalui PA, akan tetapi kita sudah harus sampai kepada pelayanan bagaimana mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan yang terjadi dan bakalan terjadi kelak. Gereja harus memungkinkan pelayanan pelatihan-pelatihan keahlian kepada pemuda yang sudah putus sekolah.

Jumat, 26 Maret 2010

Kasih itu Sabar

Banyak terjemahan modern menyertakan ayat ini, "Kasih itu sabar ...." Secara teknis, hal itu benar. Sayangnya, banyak orang modern tidak memiliki pandangan yang sama tentang kesabaran seperti orang-orang zaman dulu. Kita mengartikan sabar itu seperti mengantri selama lima menit tanpa meneriaki orang lain. Namun, tidak demikian dengan makna kata sabar dalam bahasa Yunani. Sabar bukan berarti kemampuan untuk menunggu sesuatu terjadi. Kata sabar dalam bahasa Yunani adalah "makrothumia" yang secara harafiah berarti `panjang/lama` (makro), dan `menderita` (thumia).

Jadi, kesabaran berarti memikul penderitaan dalam jangka waktu yang lama dan bertahan menghadapi kelakuan orang lain yang mungkin bertentangan dengan kita.
Jika kita ingin mengasihi dengan kasih Tuhan, kita harus memulainya dengan kesabaran. Ada dua bagian dalam kesabaran tersebut. Bersabar terhadap penderitaan yang disebabkan oleh orang lain dan bersabar dalam menanggung penderitaan bersama orang lain.

Banyak orang, termasuk orang Kristen, sepertinya bangga jika mereka mudah marah. Terdapat beberapa kalimat dalam masyarakat seperti, "Aku tidak mau dikritik", "Hei, seseorang mengkritikku, tapi itu semua hanyalah masa lalu", "Aku tidak marah, aku akan membalasnya". Bahkan banyak orang Kristen tertawa dan berkata, "Aku rasa aku berhasil melukainya."

Semua itu bukanlah sifat Guru kita yang dikenal sebagai Penebus dosa. Dia sabar saat dikritik, dihina, dipukul, dicambuk, disalib, bahkan di masa-masa terakhirnya pun masih berkata, "Bapa ampuni mereka." Itu adalah penderitaan yang panjang. "Tentu saja," kata Anda, "Karena Dia Yesus, Anak Allah." Jika kita adalah orang Kristen, kita seharusnya menjadi anak-anak Allah. Tapi mari kita lewatkan hal itu dulu. Mari kita lihat Stefanus yang meminta Allah mengampuni orang-orang yang melemparinya dengan batu. Lihat juga Paulus, dia dipukuli, dilempari batu, dicambuk seperti Yesus, dan dijebloskan ke penjara. Di penjara, dia menulis kata-kata yang sedang kita pelajari ini. Apakah Tuhan mengindahkan seseorang? Jika Dia mampu memberi Stefanus dan Paulus kasih yang cukup untuk memikul hinaan, siksa, dan kematian, tidak bisakah Dia membantu kita mengasihi rekan kerja yang mencoba menjelek-jelekkan kita di depan atasan?

Tapi ada makna lain di balik penderitaan panjang yang baru saja saya pelajari dari Tuhan. Kita tidak hanya bersabar terhadap derita yang diakibatkan oleh orang lain, tapi kasih juga memanggil kita untuk menderita bersama orang lain. Pikirkan keluarga Anda. Saat anak atau pasangan, saudara, ayah atau ibu Anda sedang sakit atau dalam kesulitan, apakah Anda tidak merasakan penderitaan yang mereka alami itu seolah-olah adalah penderitaan Anda sendiri? Jadi, kita harus ikut merasakan penderitaan keluarga gereja dan orang-orang yang dekat dengan kita. Seberapa sering kita mendengar rekan kerja atau teman gereja berkata seperti, "Saya ada janji bertemu dokter besok dan saya sangat khawatir." Apakah kita menanggapinya dengan berkata, "Sayang sekali. Aku akan mendoakanmu"? Apa kita benar-benar berdoa? Saat kita berdoa, apakah kita merasakan sesuatu? Apakah kita menawarkan bantuan seperti mengantar ke dokter, berbelanja, atau membawakan makanan? Kita memiliki banyak alasan untuk tidak melakukan semua itu. "Aku benar-benar tidak mempunyai waktu. Aku harus bekerja, mengurus keluarga ...." Tapi apakah kita punya waktu untuk menonton acara favorit kita di TV? Apakah kita mempunyai cukup waktu untuk komunitas, olahraga, atau hobi kita? Semuanya itu baik, tapi jika kita mempunyai waktu untuk semua itu, mengapa kita tidak mempunyai waktu bagi orang yang membutuhkan? Mengapa? Itu karena kita tidak merasakan penderitaan mereka.

Kasih itu adalah perbuatan. Perbuatan itu bisa dalam bentuk penderitaan panjang, memaafkan, dan memberikan bantuan. Jika semua itu belum dilakukan, kita harus terus berjuang mendapatkan kesabaran sejati.

Kamis, 25 Maret 2010

TEHNIK MENULIS ARTIKEL

Penulis yang baik adalah pembaca yang baik.

Memilih topik
Memilih topik sebenarnya tidaklah terlalu sulit. Hanya saja, bagi penulis pemula memilih topik sama beratnya dengan membuat judul atau isi tulisan. Misalnya, judul berita yang Anda ambil adalah perilaku seks bebas remaja. Setelah baca berita itu, dari mulai fakta dan arahnya ke mana, Anda bisa bikin ulang dengan pengembangan yang Anda suka, dengan cara Anda sendiri. Anggap saja misalnya Anda sebagai wartawan yang menyelidiki kasus itu. Anda bisa ubah dengan versi baru tentang penyelidikan kasus seks bebas di kalangan remaja. Sebagai latihan aja kan? Mungkin kok. Coba deh!

Memilih topik:
1) Cari yang sedang menjadi tren.
2) Atau bisa juga kita menciptakan tren.
3) Pilih yang dekat dengan kebanyakan sasaran pembaca kita.
4) Hindari topik yang tidak kita kuasai atau menimbulkan polemik yang tak perlu.
5) Biasakan berlatih mengikuti peristiwa yang berkembang untuk bahan tulisan.

Membuat kerangka tulisan (Out line)
1) Alasannya, kerangka tulisan berguna untuk membatasi apa yang harus kita tulis. 2) Supaya tulisan tak melebar kemana-mana. 3) Dengan membuat kerangka tulisan, kita akan mudah untuk menentukan maksud dan arah tulisan. Bahkan kita juga bisa berhemat dengan kata-kata, termasuk pandai memilih kosa kata yang pas untuk alur tulisan kita.

Beberapa panduan untuk membuat kerangka tulisan:
1) Paparkan fakta-fakta seputar tema yang akan kita bahas.
2) Lakukan penilaian atas fakta-fakta itu. Sudut pandang rasional dan syariat.
3) Kumpulkan bahan-bahan pendukung argumentasi kita.
4) Kesimpulan.

Menabung kosa kata
1) Adalah sangat baik bila penulis menabung kosa kata sedikitnya 5 kata/hari. 2) Kosa kata sangat berguna sebagai dempul tulisan. 3) Tujuannya adalah untuk memoles tulisan supaya rata dan licin. Ibarat kita mau membangun rumah, batu-bata sudah siap, semen dan pasir udah banyak, batu untuk pondasi udah menumpuk. Begitupun dengan kayu, bambu, cat, keramik dan genteng, sampe yang pernik-pernik seperti paku dan instalasi listrik semua udah lengkap. Perlu keahlian khusus tentunya untuk merangkai semua itu jadi sebuah rumah. Menata batu untuk pondasi, memasang batu-bata dan merekatkannya dengan campuran semen, kapur, dan pasir. Memasang kayu-kayu untuk jendela dan pintu. Tembok yang sudah jadi, perlu dilapisi dempul sebelum akhirnya dicat dengan warna kesukaan kita. Menyusun genteng untuk menutupi atap rumah kita. Sampe rumah itu jadi dan enakdipandang mata. Mengasyikan tentunya.

Judul
1) Buatlah judul yang menarik 2) Membuat judul merupakan pekerjaan “keterampilan khusus” harus pintar mengolah kata.3) Membaca majalah yang oke/menarik mengolah judul seperti: TEMPO, GATRA, GAMMA. 4) Buatlah judul yang pendek (2 sampai 4 kata)
1) Pastikan membuat subjudul karena sangat penting 2) Subjudul menolong penulis untuk menggolongkan dan membatasi pembahasan dalam sebuah tulisan jenis artikel dan berita. 3) Tujuannya membantu pembaca memahami sehingga pembaca terus tertarik membaca tulisan kita.

Rabu, 24 Maret 2010

Perbedaan Persepsi: Bolehkah?

Ada seorang ayah yang menjelang ajalnya di hadapan sang Istri berpesan DUA hal kepada 2 anak laki-lakinya : Pertama : Jangan pernah menagih hutang kepada orang yg berhutang kepadamu. Kedua : Jika pergi ke toko jangan sampai mukanya terkena sinar matahari.

Waktu berjalan terus. Dan kenyataan terjadi, bahwa beberapa tahun setelah ayahnya meninggal anak yang sulung bertambah kaya sedang yang bungsu menjadi semakin miskin.
Pada suatu hari sang Ibu menanyakan hal itu kepada mereka.
Jawab anak yang bungsu :“Ini karena saya mengikuti pesan ayah. Ayah berpesan bahwa saya tidak boleh menagih hutang kepada orang yang berhutang kepadaku, akibatnya modalku susut karena orang yang berhutang kepadaku tidak membayar sementara aku tidak boleh menagih”.

“Juga Ayah berpesan supaya kalau saya pergi atau pulang dari rumah ke toko dan sebaliknya tidak boleh terkena sinar matahari. Akibatnya saya harus naik becak atau andong, padahal sebetulnya saya bisa berjalan kaki saja, tetapi karena pesan ayah itu, akibatnya pengeluaranku bertambah banyak”.

Kepada anak yang sulung yang bertambah kaya, sang Ibu pun bertanya hal yang sama.
Jawab anak sulung :“Ini semua adalah karena saya mentaati pesan ayah. Karena Ayah berpesan supaya saya tidak menagih kepada orang yang berhutang kepada saya, maka saya tidak pernah menghutangkan sehingga dengan demikian modal tidak susut”.

“Juga Ayah berpesan agar supaya jika saya berangkat ke toko atau pulang dari toko tidak boleh terkena sinar matahari, maka saya berangkat ke toko sebelum matahari terbit dan pulang sesudah matahari terbenam. Karenanya toko saya buka sebelum toko lain buka, dan tutup jauh sesudah toko yang lain tutup.”
“Sehingga karena kebiasaan itu, orang menjadi tahu dan tokoku menjadi laris, karena mempunyai jam kerja lebih lama”.

MoralCerita:
Kisah diatas menunjukkan bagaimana sebuah kalimat di tanggapi dengan presepsi yang berbeda. Jika kita melihat dengan positive attitude maka segala kesulitan sebenarnya adalah sebuah perjalanan membuat kita sukses tetapi kita bisa juga terhanyut dengan adanya kesulitan karena rutinitas kita… pilihan ada di tangan anda.

‘Berusahalah melakukan hal biasa dengan cara yang luar biasa’

Selasa, 23 Maret 2010

Ketujuh Perkataan Yesus dari Salib

"Ya Bapa, ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat" (Luk. 23:34). Kebutuhan Yesus sendiri bersifat jasmani dan nisbi, berlangsung sementara. Sedangkan para serdadu Romawi yang hanya menjalankan perintah atasan dan tidak tahu siapakah sebenarnya sang Hukuman itu, para penonton yang ikut meneriakkan "salibkan Dia!" tidak tahu bahwa sebenarnya mereka telah terlibat suatu kejahatan besar, dan para pemimpin agama Yahudi dan para penguasa Yahudi dan Romawi yang merasa benar karena mempertahankan hukum agama dan hukum negara mempunyai kebutuhan besar yang bersifat rohani. Keadaan mereka lebih parah. Mereka butuh diampuni, dipulihkan dan dibaharui, agar menjadi manusia yang utuh. Yesus memohon agar supaya Allah mengampuni mereka.

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus" (Luk. 23:43b). Perkataan ini ditujukan kepada salah seorang penjahat yang tersalib di sisiNya dan yang menyadari kejahatannya serta bersandar pada Yesus. Kepada orang ini Yesus menguatkan hatinya dan memberikan jaminan berlakunya anugerah.

"Ibu, inilah anakmu!" "Inilah ibumu" (Yoh. 19:27b). Perkataan ini ditujukan kepada ibuNya, seorang yang memberikan kehidupan kepadaNya dan yang dikasihiNya, dan ke pada Yohanes, seorang yang dekat denganNya. Mereka ini amat merasakan kehilangan, kesedihan dan dukacita. Karena itu Yesus mengutamakan kebutuhan mereka, agar di ke mudian hari Yohanes memperhatikan ibu Maria sebagai ibunya sendiri, dan perhatian ibu Maria terhadap seorang putera dapat diarahkan kepada Yohanes.

"Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mrk. 15:34c). Perkataan ini menunjukkan bahwa Yesus bukan hanya ditinggalkan oleh orang-orang dekatNya, tetapi juga merasa ditinggalkan oleh Allah. Mazmur 22:2 yang dikutipNya mau meng- ungkapkan perasaanNya. Betapa dasyat penderitaan yang harus dipikulNya demi kepentingan manusia semesta?!

"Aku haus" (Yoh. 19:28c). Penyaliban di siang itu membuatNya kering. BibirNya melepuh. Salah seorang serdadu berbelas kasih terhadap Yesus, dengan mengambil bunga karang, mencelupkannya dalam anggur asam dan memberikannya kepada Yesus dengan sebatang hisop. Masih ada orang yang hatinya belum membatu dan mampu bersimpati dengan penderitaan hebat seseorang.

"Sudah selesai" (Yoh. 19:30b). Bagi kebanyakan orang, selalu ada sesuatu yang tersi sa dari suatu tugas yang belum selesai. Tetapi Yesus melihat seluruh tugasNya telah sele sai. dan karena itu orang hanya dapat merendahkan diri di kaki salib itu.

"Ya Bapa, ke dalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu" (Luk. 23:46b). Lalu Ia mati. Pengorbanan-Nya tidak purna, tetapi sempurna. Keutuhan dan kesempurnaan ini terpancar pada kata-kata terakhir Yesusu di kayu salib yang melukiskan penyerahan total diri-Nya. Penyerahan diri itu dipersembahkan secara bebas, bukan sikap menyerah pasrah pada nasib, tetapi menyerah pasrah pada Kasih

Jumat, 19 Maret 2010

MASUK SURGA

Pendeta Abdul sedang mengajar Sekolah Minggu.
"Anak-anak, kalo saya menjual mobil dan rumah saya yang garasinya gede, lalu memberikan semua hasil penjualan itu ke gereja, apakah saya bisa masuk surga?" tanya Pendeta Abdul.
"Tidak!!" jawab anak-anak serempak.
"Nah, kalo saya membersihkan gereja tiap hari, memotongi rumputnya, dan memastikan segala sesuatu yang ada di gereja selalu rapi dan bersih, bisa nggak saya masuk surga?" tanya Pendeta Abdul lagi.
Anak-anak menjawab lagi, "Nggak bisa!"
"Baiklah. Kalo sekarang saya seorang penyayang binatang dan suka memberi permen ke anak-anak, dan mencintai istri saya dengan sepenuh hati, sudah bisakah saya masuk surga?" Pendeta Abdul bertanya lagi.
Sekali lagi jawaban anak-anak, "Nggak bisa!"
"Ok, Ok," lalu ia meneruskan, "Jadi gimana donk caranya masuk surga?"
Seorang bocah berusia 5 tahun berteriak keras, "Bapak Pendeta harus mati dulu!"
(Matius 7:21)

Senin, 15 Maret 2010

Rasa Takut

"Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu, Dia sendiri akan menyertai engkau, Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau; janganlah takut dan janganlah patah hati". (Ulangan 3:8)

Siapa yang tidak pernah mengalami rasa takut? Rasa takut adalah sesuatu yang alami dan wajar, setiap manusia pasti pernah mengalami apa yang dinamakan takut. Jadi tidak perlu merasa berdosa jika suatu saat kita merasakan takut, itu adalah hal yang natural dan wajar. Jangan takut untuk menjadi takut.

Ketika kita melihat sesuatu yang mengerikan, seperti bencana alam yang dashyat, wajar kita takut, atau ketika kita mendengar berita yang meresahkan, kita pun wajar untuk takut. Ketakutan muncul ketika kita melihat, mendengar dan merasakan sesuatu yang tidak sesuai dengan yang kita harapkan, indra kita mengirimkan pesan ke otak, otak kita mencerna dan mengolahnya menjadi rasa kuatir, takut dan cemas.

Jika ketakutan ada yang wajar, maka ada yang namanya ketakutan yang tidak wajar alias berlebihan, dalam fase ini, anda akan menerima sebuah informasi di otak dan kemudian mulai mencerna nya secara berlebihan, imajinasi anda mulai melayang jauh ke depan, membentuk gambaran gambaran yang belom terjadi dan mungkin tidak akan pernah terjadi dan selanjutnya mempengaruhi tindakan anda ke depannya.

sebagai contoh, disaat kita mengalami goncangan karena gempa bumi, kita akan memikirkan sampai kapan ini akan terjadi dan bagaimana dengan keluarga kita nanti atau mau kemana kita akan pergi.

Untuk mengatasi rasa takut, hal yg pertama harus dilakukan adalah mengakui bahwa anda memang takut, hanya mereka yang sadar dirinya sakit yang akan mengambil tindakan untuk minum obat dan menjadi sembuh, demikian juga dengan ketakutan, mereka yang sadar bhwa ketakutannya ini tidak wajar yang akan bisa keluar dari situasi tsb.

Langkah kedua adalah hadapi ketakutan tsb, ada kalanya ketakutan hanya sebatas perasaan saja, ketika kita mencoba untuk melawan apa yang kita takutkan itu, kita akan ketahui ketakutan itu lenyap dengan sendiri nya, If you never try it, u will never know, if you never know, u will always keep wondering

Langkah ketiga adalah perbaharui pola pikir kita, seperti yang kita ketahui bahwa ketakutan datang melalui apa yang kita liat, dengar dan rasakan serta dicerna di otak, kita tidak bisa mengontrol apa yang kita liat, dengar dan rasakan, tapi kita bisa mengontrol apa yang ada di pikiran kita

Ada banyak kata “jangan takut” yang tertulis di alkitab, Tuhan tahu bahwa manusia sering takut dan Tuhan ingin menenangkan dan menguatkan kita. Jika kita tahu bahwa Tuhan selalu beserta kita, menjaga kita dan melindungi kita, apalagi yang perlu kita takutkan ??

Jumat, 12 Maret 2010

BANTUAN KORBAN KEBAKARAN PASAR SIRONGIT SIPOHOLON

Minggu (28/2) yang lalu masyarakat disekitaran Pasar Sirongit dihebohkan “sijago merah”. Api melalap habis puluhan rumah warga dan hanya meninggalkan serpihan dan puing-puing. Dalam keadaan seperti ini, sudah pasti mereka sangat membutuhkan bantuan kategori “sangat” mendesak seperti makanan, pakaian dan sebagainya.

Dalam rangka meringankan beban mereka, Kamis (11/3) Kantor Pusat HKBP melalui Departemen Diakonia yang dipimpin Kepala Departemen Diakonia Pdt. Nelson F. Siregar, STh bersama Praeses HKBP Distrik II Silindung Pdt. Sahat Manogari Silitonga, STh didampingi beberapa Kepala Biro mengadakan penghiburan kepada para korban kebakaran di Gereja HKBP Resort Sipoholon 2 Lumban Baringin dengan memberi bantuan pengganti “Boras Sipir ni Tondi”. Kadep Diakonia member penghiburan dengan mengutip Firman Tuhan: “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu..!” (Galatia 6:2)

Pimpinan HKBP bersama rombongan disambut masyarakat dengan baik yang didampingi Pendeta HKBP Resort Sipoholon 2 Lumban Baringin Pdt. Tiurma R. Lumbantobing, STh bersama parhalado setempat. Para korban khususnya warga HKBP yang diwakili Posma Situmeang, SE menyampaikan rasa sangat berterimakasih atas kepedulian kantor pusat HKBP pada kejadian yang menimpa mereka.

Daftar korban yang rumahnya terbakar:
1. Ama Elisabet Situmeang
2. Ama Lusi Hutauruk
3. Op. Dewi br Situmeang
4. Ama Martin Hutauruk
5. Ama David Hutauruk
6. Op.Ester br Sihombing
7. Jhon F. Hutauruk
8. Op. Riana Parapat
9. Op. Rondang br Situmeang
10. Robert Simanungkalit
11. Op. Santa Tampubolon
12. Op. Henry Simanullang
13. Edwin Situmeang
14. Saudin Situmeang
15. Posma Situmeang, SE

Kamis, 11 Maret 2010

Penderitaan Bukan Akhir Segalanya

Penderitaan bukanlah penghambat pertumbuhan rohani kita. Sebaliknya, penderitaan justru dapat menjadi jalan pertumbuhan rohani. Jika kita mengizinkan penderitaan melatih kita, maka kita dapat lebih dekat kepada Allah dan firman-Nya. Kerap kali, melalui penderitaan, Bapa membentuk kita dengan penuh kasih supaya menyerupai Putra-Nya, dan perlahan-lahan memberi kita keberanian, belas kasih, kepenuhan, dan ketenangan seperti yang kita rindukan dan doakan. Tanpa penderitaan, Allah tidak dapat menyelesaikan semua yang ingin Dia kerjakan di dalam dan melalui kita.

Selasa, 09 Maret 2010

Dosa dan kebohongan

Usai menyampaikan Firman Tuhan usai acara Minggu, seorang pengkhotbah memberitahu pada jemaatnya demikian: "Minggu depan saya merencanakan untuk berkhotbah tentang dosa
kebohongan. Untuk membantu Anda memahaminya, saya ingin Anda semua membaca Markus pasal 17".
Pada Minggu berikutnya, ketika bersiap menyampaikan khotbahnya, ia berkata, "Saya ingin tahu berapa banyak di antara Anda telah membaca Markus 17". Semua orang mengacungkan jarinya.
Pengkhotbah itu tersenyum dan berkata:"Markus hanya memiliki 16 pasal. Sekarang saya akan memulai khotbah saya tentang dosa kebohongan."

Senin, 08 Maret 2010

Kecenderungan


Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman
(Amsal 15:1)

Seorang peneliti melakukan sebuah percobaan. Tujuan percobaan itu adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh nada suara terhadap seseorang ketika mereka diberi perintah. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa cara seseorang ditegur sangat menentukan tanggapan yang akan diberikannya.

Sebagai contoh, jika seseorang ditegur dengan suara yang lembut, ia akan menjawab dengan cara serupa. Namun ketika ia diteriaki, orang itu akan menjawab dengan nada yang sama tajamnya. Hal ini juga berlaku pada komunikasi yang dilakukan secara langsung, melalui interkom, atau melalui telepon.

Penelitian ini mengingatkan saya pada Amsal 15:1 yang menyatakan, "Jawaban yang lemah lembut meredakan kegeraman, tetapi perkataan yang pedas membangkitkan marah." Perkataan kita dan cara pengungkapannya tidak hanya membuat perbedaan terhadap reaksi yang akan kita terima, tetapi juga menentukan apakah perkataan tersebut akan menghasilkan kedamaian atau justru mendatangkan konflik. Dengan mempraktikkan kebenaran dari ayat di atas, maka kita dapat menghindari perselisihan pendapat dan mendinginkan situasi yang tegang.

Di waktu yang akan datang, jika seseorang berbicara kepada Anda dengan nada marah atau kasar, baliklah kecenderungan itu dengan cara mengungkapkan kelembutan, ketenangan jiwa, dan perhatian yang penuh kasih. Dan lihatlah, bagaimana jawaban yang lembut dapat membuat perbedaan dalam hubungan kita!

Jumat, 05 Maret 2010

Seng Gereja HKBP Unte Mungkur Diterbangkan Angin Puting Beliung

Selasa (23/02/2010) sekitar pukul 17.00 WIB, angin puting beliung merusak seng gereja HKBP Ressort Unte Mungkur Distrik XVI Humbang Habincaran. Ini kejadian pertama yang pernah terjadi di daerah Kecamatan Muara. Tidak hanya seng gereja, angin puting beliung juga merusak rumah seorang warga masyarakat (jemaat HKBP Unte Mungkut), Ibu Sihombing dan mengenai kepala. Saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit yang ada di Medan.
Akibat angin puting beliung yang merusak seng gereja, plapon gereja ikut juga rusak akibat terkena hujan yang deras. Ditafsirkan perbaikan kerusakan akibat bencana tersebut sebesar delapan puluh juta rupiah. Untuk menghindari kerusakan yang lain serta agar berjalannya acara-acara gereja setiap minggunya diadakan perbaikan seng. Puji Tuhan ada donator di medan yang member perhatiannya dengan menyumbangkan seng. Sesuai dengan program HKBP Ressort Unte Mungkur yang berjumlah 167 KK, bulan Maret akan diadakan Pesta Gotilon untuk memperbaiki gedung gereja yang rusak. Mari kita mendukung dan mendoakan agar perbaikan gedung gereja HKBP Unte Mungkur dapat dengan segera selesai.

Rabu, 03 Maret 2010

Hanura Akan Selidiki Matinya Mikrofon DPR

detikcom - Rabu, 3 Maret

Matinya mikrofon di ruang sidang paripurna tentang kesimpulan Pansus Century disinyalir menjadi penyulut emosi para anggota dewan yang berujung dengan kekacauan. Hanura menduga mikrofon sengaja dimatikan dan akan diusut tuntas.

"Kami belum bisa memastikan (sabotase). Kami akan mempelajari dengan seksama. Tapi yang jelas ini adalah kejahatan demokrasi karena memasung hak berpendapat," kata anggota Pansus dari Fraksi Partai Hanura Akbar Faisal dalam jumpa pers di Press Room DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (2/3/2010).

Akbar menjawab pertanyaan apakah ada sabotase untuk mematikan semua mikrofon ketika sidang mulai ricuh. Yang jelas menurut Akbar, matinya mikrofon membuat banyak anggota DPR merangsek maju ke meja pimpinan DPR.

"Kenapa tadi saya naik ke mimbar, itu karena semua mikrofon mati. Yang hidup hanya mikrofon di meja pimpinan dan wakilnya, serta di podium," kata Akbar.

Akbar mengatakan dirinya naik ke podium untuk memprotes sikap Ketua DPR Marzuki Alie yang menutup sidang sepihak dengan alasan mematuhi Badan Musyawarah (Bamus) DPR. Padahal keputusan tertinggi ada di sidang paripurna.

"Tadi saya mau protes itu. Dasar saya pasal 221 Tatib di mana pengambilan keputusan itu ada di paripurna, bukan di Bamus," cetusnya.

Akbar mengatakan sepakat dengan pendapat anggota Pansus Bambang Soesatyo yang menyatakan tidak perlu ada lagi pembacaan sikap fraksi dalam sidang paripurna. "Jika bisa dilaksanakan satu hari, kenapa paripurna ini harus berjalan dua hari?" pungkas Akbar.